Suramadu

Jembatan Suramadu pada dasarnya merupakan gabungan dari tiga jenis jembatan dengan panjang keseluruhan sepanjang 5.438 meter dengan lebar kurang lebih 30 meter. Jembatan ini menyediakan empat lajur dua arah selebar 3,5 meter dengan dua lajur darurat selebar 2,75 meter. Jembatan ini juga menyediakan lajur khusus bagi pengendara sepeda motor disetiap sisi luar jembatan.
Sementara itu Jembatan penghubung atau Approach bridge menghubungkan jembatan utama dengan jalan layang. yang terdiri dari dua bagian dengan panjang masing-masing 672 meter.
Jembatan ini menggunakan konstruksi penyangga beton kotak sepanjang 80 meter tiap bentang dengan 7 bentang tiap sisi yang ditopang pondasi penopang berdiameter 180 cm.
Jembatan utama atau Main bridge terdiri dari tiga bagian yaitu dua bentang samping sepanjang 192 meter dan satu bentang utama sepanjang 434 meter.
Jembatan utama menggunakan konstruksi cable stayed yang ditopang oleh menara kembar setinggi 140 meter. Lantai jembatan menggunakan konstruksi komposit setebal 2,4 meter.
Untuk mengakomodasi pelayaran kapal laut yang melintasi selat Madura, jembatan ini memberikan ruang bebas setinggi 35 meter dari permukaan laut

Jembatan yang menghubungkan pulau Jawa dan pulau Madura ini sekarang menjadi salah satu ikon Indonesia dengan panjang 5.438 m, menjadikan jembatan Suramadu menjadi jembatan terpanjang di Indonesia untuk saat ini.
selain itu, Pembangunan jembatan Suramadu juga ditujukan untuk mempercepat pembangunan di pulau Madura yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur, yang meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura,
Pembangunan Jembatan dengan perkiraan biaya Rp. 4,5 trilyun ini diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan terdiri dari 3 bagian yaitu Jalan layang (causeway), Jembatan penghubung (approach bridge) dan Jembatan utama (main bridge).
Pembuatan jembatan ini dilakukan dari tiga sisi, baik sisi Madura (Bangkalan) maupun sisi Jawa (Surabaya). Sementara secara bersamaan juga dilakukan pembangunan bentang tengah yang terdiri dari main bridge dan approach bridge.

Jembatan Suramadu akan diresmikan pada 10 Juni 2009, namun menurut sumber yang saya dapat Jalan akses Suramadu (Surabaya-Madura) sepanjang 11,7 kilometer yang terletak di sisi Kabupaten Bangkalan, diperkirakan rawan tindak kriminalitas. Pasalnya, di sepanjang jalur tersebut minim lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) dan jauh dari pemukiman penduduk.

Pantauan di sekitar jalan Suramadu mulai dari tol gate yang terletak di Kecamatan Labang hingga pintu keluar di Kecamatan Burneh, hanya ada tiga kawasan yang terpasang PJU. Itupun kurang memenuhi standar. Bisa diprediksi, minimnya PJU tersebut dapat membuat para pelaku kriminal leluasa dalam melakukan aksinya, terutama para curanmor dan bajing loncat.

Kondisi tersebut dibenarkan Ketua Komisi Pelayanan Publik (KPP) Kabupaten Bangkalan Fathurrahman Said. Dia beranggapan, sepanjang jalan akses Suramadu tergolong rawan kriminal, khususnya saat menjelang petang hingga malam hari karena alasan yang sama.

"Bisa kita bayangkan, selain minim PJU, di sekitar jalan akses juga minim rumah penduduk. Ini membuka peluang lebar bagi pelaku kejahatan," ujarnya

Dia menyayangkan minimnya lampu PJU yang terpasang di sepanjang Suramadu. Dia menilai, bila kondisi tersebut terus dibiarkan dan tidak ada penanganan lebih serius, besar kemungkinan warga atau pengguna jasa jembatan Suramadu akan berpikir ulang untuk melintas.

3 comments:

Yanuar Catur said...

wah,,madura surabaya makin dekat aja nih
hehehehehehe

cʏcʏreαℓℓα said...

ouh2 , bru nurul thu
panjang nyer jambatan uh

ardianz said...

ini adalah suatu prestasi yang bagus, bagi indonesia. cuma klo dipikir2., gimana nasib para pengusaha kapa ferry ya?