Dave Mustaine

Gitaris dan Penulis lagu yang lahir di La Mesa, California, Amerika Serikat, 13 September 1961 ini adalah salah satu musisi thrash metal yang paling berpengaruh di industri musik metal.
Orang tua Mustaine bercerai ketika ia berusia tujuh tahun, yang menyebabkan dia tumbuh di berbagai tempat kumuh di sekitar Southern California.
Pada tahun 1981 James Hetfield dan Lars Ulrich memasang iklan pada salah satu koran terbitan lokal disana yang intinya mencari seorang gitaris untuk membentuk band baru, dan ketika Dave Mustaine sedang mencoba menjawab iklan tersebut dengan mendatangi garasi tempat James Hetfield dan Lars Ulrich berlatih, dalam sekejap mereka berdua terpana ketika melihat aksi Dave Mustaine bermain gitar. dan Dave Mustaine pun bergabung dalam pembentukan grup Metallica,
namun sayang kebersamaan mereka tidak lama, Dave Mustaine dikeluarkan karena masalah obat terlarang sebelum band itu merekam album pertama mereka.
Mustaine kemudian membentuk Megadeth bersama basis David Ellefson. Setelah merilis 9 albums studio dan berbagai rekaman konser dan kompilasi, di bulan Januari 2002 Mustaine mendapat kecelakaan motor yang mengakibatkan cedera di tangan kirinya. Karena ia tidak dapat lagi memainkan gitar, ia menyatakan diri keluar dari Megadeth dan pada bulan April tahun itu juga Megadeth bubar.
Pada tahun 2004, setelah menjalani terapi intensif, Mustaine telah pulih dari cederanya dan bermain musik kembali. Ia mengajak Chris Poland, mantan gitaris Megadeth untuk bekerja dalam proyek solonya. Atas tekanan dari perusahaan rekaman, album ini kemudian direkam sebagai Megadeth dan dirilis dengan judul The System Has Failed.
Sewaktu manjalani terapi intensif, Dave Mustaine berubah keyakinan, dan memilih untuk memeluk agama Kristen. Dia juga mengganti pandangan politiknya menjadi konservatif dan mendukung Partai Republik. Sangat berbeda sekali bila dibandingkan dengan pandangan politiknya yang tersurat di album-albumnya yang dulu.
Selain terkenal dengan bandnya Megadeth dan Metallica, Mustaine juga terkenal karena terlibat banyak kasus di kalangan industri musik Amerika.
Kasusnya yang paling terkenal tentunya adalah permasalahan dengan Metallica, terutama dengan drummer Lars Ulrich. Dave Mustaine menuntut bahwa dia telah menulis beberapa lagu Metallica, yang paling terkenal "Leper Messiah". Tetapi Metallica menolak pernyataan Mustaine. Fans Mustaine percaya bahwa lagu Metallica yang berjudul "Master Of Puppets" sebenarnya diciptakan oleh Mustaine, tetapi kemudian dicuri oleh Metallica.

Gugun dan The Bluesbug

Lazimnya, perjalanan popularitas artis Indonesia merayap dulu di negeri sendiri untuk kemudian ”mendunia”. Namun, tidak demikian dengan Gugun dan grup musik blues-nya, The Bluesbug. Gugun memilih langsung ”mendunia” terlebih dahulu.
Gugun and The Bluesbug pada 25 Januari 2009 nanti akan ikut meramaikan ”Skegness Rock and Blues Festival”, festival musik blues tahunan di Inggris. Biasanya, tidak hanya pemusik-pemusik blues Inggris yang menjadi pesertanya, tetapi juga dari berbagai penjuru Eropa, seperti Swedia, Italia, dan juga Amerika Serikat.
Tentu, dari sekitar 30 peserta Skegness Blues kali ini, trio Gugun and the Bluesbug adalah satu-satunya penampil dari Indonesia, ”Bahkan mungkin satu-satunya dari Asia,” tutur Jon Armstrong, pemain bas The Bluesbug yang berkewarganegaraan Inggris. Penabuh drum di Skegness nanti adalah Adityo Wibowo alias Bowie (24).
Selama tiga pekan dalam Januari nanti, menurut Jon, Gugun, yang memang dikenal ”fanatik” bermain gitar blues sejak masih usia SMA ini, akan tampil dalam 20 pertunjukan di klub-klub musik blues di London, Manchester, Birmingham, dan Nottingham.
”Ini bukan pula kali yang pertama dia main di Inggris,” tutur Jon Armstrong (28), yang pernah menjadi guru bahasa Inggris di Jakarta, beristrikan perempuan Aceh, dan mempunyai dua anak ini.
Bulan Desember tahun 2007, Gugun yang bernama asli Mohammad Gunawan dan lahir di Duri, Riau, 22 November 1975, ini juga pernah melanglang bermain musik blues selama empat minggu di Inggris. Ketika itu, Gugun juga tampil dengan format trio, bersama Jon Armstrong dan penabuh drum asal Inggris, Tom Townsend.
Selama empat minggu, Gugun bermain di Burnly (dekat Manchester), Scarborough, dan tiga kali dalam seminggu tampil di sebuah klub blues di Crewe. Di sini, Gugun tampil berempat, dengan tambahan Al Lawrence sebagai pemain harmonika dan tamborin.
Petikan gitar blues Gugun mulai dilirik publik blues Eropa ketika dia tampil dalam ”Belfast Big River Blues and Jazz Festival”. Saat ia melakukan ”tur” keduanya pada Agustus 2008.
”Pete Barton (pemain bas grup musik terkenal, The Animals yang kebetulan juga agen Skegness Rock and Blues Festival), mengundang Gugun ke Skegness 2009,” cerita Jon Armstrong pula.
Ini tentunya kesempatan emas untuk memperkenalkan nama Indonesia di mata penggemar blues di Inggris.
Selain bermain di klub-klub blues di Birmingham, pada Agustus 2008 lalu Gugun juga mempertunjukkan kepiawaiannya bermain gitar blues di Oxford, Leeds, York, Rotherham (dekat Sheffield), serta ”Colne Great British R & B Festival” di dekat Manchester.
Selain di Inggris, menurut Gugun, ia juga pernah main di Kuala Lumpur, Malaysia, Maret 2008, serta Cheranting di Pahang. Ia tampil pula pada Blues Festival dalam rangka ”Singapore Art Festival 2008”.
Gugun juga mengisi ilustrasi musik dalam film laris Laskar Pelangi. Tentu saja lagunya berirama blues, Mengejar Harapan.
Permainan gitar Gugun memang bisa dikatakan mumpuni. ”Permainannya merupakan perpaduan antara (gitaris blues terkenal) Lenny Kravitz dan Jimi Hendrix, sambil ’menggendong’ Stevie Ray Vaughn,” ujar Jon berkias.
Ia melukiskannya demikian, lantaran Gugun tidak hanya piawai memetik gitar blues sembari memejamkan mata, tetapi juga piawai menyanyi lagu blues.
”Permainan gitarnya komplet. Gugun bisa memainkan blues, fusion, funk, dan soul. Dia bermain gitar dengan hati,” kata Jon memuji rekan mainnya yang sudah dia kenal sejak mereka suka bermain di klub-klub malam di kawasan Kemang, Jakarta, dan Bali, pada tahun 2003-2004.
Meski demikian, lantaran Gugun bermain di jalur indie (independen) dan tidak pernah rekaman lewat label besar, pria yang sudah menghasilkan dua album rekaman, Get the Bug (2004) dan Turn It On (2007), itu ”kurang dikenal luas” di negeri sendiri meski album rekamannya sebenarnya asyik didengar.
Bahkan, sejak tahun 1999-2003 pun Gugun sebenarnya sudah mulai ”jungkir balik” dengan gitar blues-nya di bawah nama De Gun. Ini dia lakukan setelah hijrah dari Riau ke Jakarta sejak tahun 1994.
”Studio Wave (dulu di Jalan Haji Nawi) sampai bangkrut gara-gara membiayai promo rekaman De Gun,” tutur Gugun, mengenai awal perjalanan musiknya yang sulit. Dalam 10 lagu dengan De Gun, ia bermain bersama Ardi (bas) dan Agung (drum).
Namun, di kalangan penggemar musik blues di klub-klub di Kemang, Jakarta, serta Seminyak dan Sanur, Bali, nama Gugun sudah cukup dikenal, terutama di kalangan ekspatriat yang mengunjungi tempat-tempat tersebut.
”Sering kami diundang untuk meramaikan pesta ulang tahun ekspatriat,” tutur Gugun.
Akhir November lalu pun, Gugun membuat terperangah pengunjung JakJazz 2008 ketika ia dan teman-temannya mengisi pentas luar festival tersebut bersama pemain keyboard senior, Abadi Soesman. Kepiawaiannya bermain blues membuat penonton saat itu tiga kali meminta tambahan lagu (encore).
Permainan gitar memang sudah menjadi kegemarannya sejak kecil. Bahkan, ketika ia masih duduk di kelas IV Sekolah Dasar Gadjah Mada, Duri, Gugun sudah keluar sebagai juara II dalam Festival Gitar Se-Provinsi Riau.
”Keluarga kami memang suka musik,” kata anak keenam dari enam bersaudara keluarga Ahmad Atam, pegawai perusahaan minyak Caltex di Riau ini.
Meski ayahnya lebih mengarahkan Gugun sebagai vokalis (menjadi juara festival lagu Melayu se-Kabupaten Bengkalis tahun 1986), ternyata dia lebih memilih bermain gitar.
Sejak duduk di bangku SMP, penggemar berat Iwan Fals, Ian Antono (gitaris band God Bless), dan almarhum penyanyi Gombloh ini, memang sudah memegang lead guitar di band sekolahnya.
Sempat lulus Akademi Bahasa Asing di Cikini, Jakarta, tahun 1997, Gugun mengaku, ”Perhatian utama saya memang bermain musik, bukan sekolah.”
Memang, sudah belasan lagu ia ciptakan dalam dua album rekaman Gugun and The Bluesbug maupun De Gun. Anda bisa menyimak permainannya lewat YouTube.
”Saya yakin, permainan dia akan mengejutkan publik musik blues di Skegness,” ujar Jon Armstrong lagi.
Tak hanya setia menemani Gugun bermusik, Jon ternyata juga mengagumi si ”Jimi Hendrix” dari Riau ini.

sumber : kompas.com

Grunge Is Soul

Suatu genre musik pastilah terpengaruh oleh gaya hidup yang dianut, seperti dalam kehidupan kita sehari-hari. Begitu pula Musik Grunge yang sangat dipengaruhi oleh gaya hidup NgeGrunge itu sendiri. bagaimana gaya hidup musik Grunge yang sebenarnya?
banyak pengamat musik dan kritikus dari barat yang beranggapan bahwa gaya hidup Grunge yang asli gaya hidup yang erat kaitannya dengan sampah. Mereka makan sehari-harinya dari sampah yang dipungut dan dari koin recehan yang dilempar orang, hidup dari tunjangan sosial pemerintah, tidur mabuk di trotoar atau di bangku-bangku taman, sekali-kali ngompas dan melakukan tindak kriminal dan banyak hal lain yang kurang pantas untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Itulah mengapa para musisi pengusung musik Grunge menolak dengan tegas apabila mereka dijuluki musisi Grunge!
seperti Sound Garden dan Alice in Chains. Mereka lebih bangga disebut musisi Hard Rock, itu mereka buktikan dengan album kompilasi mereka dalam HardRock Compilations#1.
SilverChair dan Pearl Jam lebih bangga jika disebut musisi Alternatif / modern Rock. Hal ini dibuktikan dengan pendapat dari vokalis dan gitaris SilverChair Daniel John yang mengatakan dirinya sangat menyukai musik Grunge tetapi menolak dengan keras jika disebut musisi Grunge. Dia menolak karena mereka mempunyai fasilitas, mereka kuliah,hidup layak dan kemana-mana naik mobil.
dan yang lebih menyedihkan Nirvana dan Kurt Cobain yang dianggap sebagai icon grunge itu sendiri juga menolak disebut sebagai musisi Grunge. Cobain sendiri lebih senang disebut Punkers, karena mereka lebih bisa berfikir dan menyelami jiwa masihng-masing, bukan hanya karena lagunya enak lantas mereka menari dalam berbagai istilah (pogo,moshing,ect..) tetapi nggak tahu apa yang mereka inginkan disampaikan dari lagu tersebut. Cobain sangat membenci ulah anak-anak Grunge yang sedemikian apatis dan egois. hal ini ia tuangkan di lagu in bloom, Cobain sendiri sebenarnya pingin membentuk Nirvana band Punk. Ini dibuktikan bahwa dengan pendapat Christ Novoselic yang menjelaskan bahwa Cobain sebenarnya menginginkan Nirvana menjadi sebuah band Punk bernuansa seperti Sex Pistols tetapi karena ia kekurangan referensi maka jadilah Nirvana menjadi sebuah band Punk yang aneh!
namun diluar itu semua band-band tadi sependapat dalam satu hal bahwa Grunge bukanlah gaya hidup yang mereka anut walaupun mereka memainkan musik Grunge, tetapi lebih pada unsur bahwa Grunge is Soul yang mencerminkan tentang kejiwaan yang redup, bercerita tentang sisi lain dari dunia yang orang lain menganggapnya sinting dan lebih pada sifat koreksi pada diri sendiri. Di Amerika sendiri kaum Grunge berbaur dalam kehidupannya sehari-hari dengan kaum Punk dan ketika ditanya kenapa nggak sekalian masuk ke musik Punk? Mereka menjawab bahwa itu adalah masalah selera, tidak semua orang menyukai hamburger, ada juga yang suka steak atau hot dog.
saya sendiri secara pribadi tidak terlalu mempermasalahkan hal ini karena meski Kurt Cobain sendiri sebagai icon Grunge tidak mengakui sebagai musisi grunge tetapi saya yakin bahwa dialah sebenarnya pencetus istilah musik grunge itu sendiri. dan sebagai bentuk kecintaan saya kepada grunge saya mendirikan grup di salah satu situs pertemanan.
buat kalian Grunge sejati yang ingin membantu saya melestarikan musik ini, mari kita bersatu di Grunge Is Soul Community!!!

Kirk Hammett

Gitaris yang memiliki nama asli Kirk Lee Hammett ini mulai tertarik pada musik setelah sering mendengar kakak laki-lakinya memutar musik-musik Kiss, UFO, Led Zeppeline, dan Jimi Hendrix. Setelah mendengar permainan gitar Ace Frehley, ia langsung tergila-gila dengan musik-musik Kiss dan kemudian membeli album Kiss. Hal itu membuatnya mulai mempelajari gitar pada usia 15 tahun. Ia mulai rajin mengutak-atik gitarnya untuk mendapatkan sound yang sesuai dengan keinginannya.
Demam Van Halen yang melanda Amerika pada tahun 1978 rupanya berpengaruh juga terhadap Pria yang lahir di San Francisco, California pada 18 November 1962 ini. Ia menjadi semangat untuk membentuk band rock bernama Exodus. Kemudian pada bulan April 1983, Kirk mendapat telpon dari James Hetfield (gitaris sekaligus vocalis Metallica)
yang menginginkan agar Kirk segera terbang ke New York untuk diaudisi menjadi gitaris baru Metallica menggantikan Dave Mustaine yang keluar (kemudian membentuk Megadeth). Kirk pun keluar dari California dan berangkat ke New York. Akhirnya Kirk bergabung dengan James Hetfield, Lars Ulrich, dan Cliff Burton dalam Metallica.
Album debut Metallica berjudul Kill 'em All dengan cepat melambungkan nama Metallica. Album ini masih terasa pengaruh Iron Maiden dan Judas Priest. Warna Iron Maiden misalnya terdengar di lagu Hit The Lights. Namun permainan power chord yang ditampilkan James dan speed solo gitar yang ditampilkan Kirk membuat Metallica memiliki warna tersendiri.
Setelah merilis Kill 'em All, Kirk kemudian belajar gitar dengan maestro gitar yang kemudian juga menjadi salah satu dewa gitar terkemuka dunia, Joe Satriani di Beerklee College of Music. Selain Kirk, murid-murid Joe Satriani lainnya adalah Steve Vai dan David Bryson (Counting Crows). Setelah itu ia dan Metallica merilis album Ride The Lightning pada tahun 1984.
Album berikutnya Master of Puppetts menjadi salah satu album tersukses Metallica dimana terdapat banyak hits yang makin mempertegas warna musik Metallica seperti Master of Puppetts, Sanitarium, Battery, dan sebuah lagu instrumental Orion. Setelah kemunculan album ini, bisa dibilang makin banyak gitaris muda yang mengcopy gaya permainan Kirk Hammett. Kemudian tahun 1988 sebuah album yang makin membuat Metallica mendunia, and Justice For All yang didalamnya terdapat lagu hits One.
Album-album selanjutnya, Metallica (Black Album) memperoleh angka penjualan yang fantastis. Konon terjual sebanyak 20 juta copy diseluruh dunia. Kemudian album Load (1996), Reload (1997), S&M (1999), dan St. Anger (2003) meski tak pernah sesukses album-album Metallica terdahulu (kecuali S&M) namun cukup untuk memperkuat eksistensi Kirk dan juga bandnya didunia musik. Bahkan pada tahun 2003 MTV memberi gelar MTV Icon pada Metallica atas kontribusinya terhadap dunia musik. Dalam menggarap sebuah lagu-lagu Metallica, rata-rata Kirk menulis sampai 40 buah solo gitar. Meski dalam pembuatan lagu-lagu Metallica lebih didominasi oleh James Hetfield dan Lars Ulrich, namun kontribusi Kirk tak bisa dianggap remeh. Ia lah yang memasukkan permainan shredd kedalam musik-musik Metallica. Kirk juga berkali-kali terpilih sebagai gitaris terbaik versi majalah, dan baru-baru ini terpilih sebagai salah satu kandidat Greatest Metal Guitarist All Time di salah satu majalah terkemuka. Selain itu ia juga dibuatkan gitar signaturenya oleh pabrik gitar ESP.


Metallica

band yang muncul di scene underground awal 1980an yang berkembang menjadi band rock mainstream raksasa. Dengan penjualan album yang mencapai 57 juta unit didalam AS dan 35 juta unit diluar AS, mereka menempati posisi ke 18 sebagai salah satu artis penjual album terbesar yang terdaftar dalam Recording Industry Association of America.
Metallica dibentuk di California tahun 1981 oleh drummer Lars Ulrich dan gitaris/vokalis James Hetfield. bassist Ron McGovny kemudian bergabung dan Dave Mustaine. McGovney pergi setelah berkonflik dengan Mustaine dan posisinya diganti Cliff Burton. Sifat Mustaine yang agresif dan sering bermasalah dengan obat dan alkohol mengakibatkan dia dipecat oleh Ulrich dan Hetfield. Posisinya diisi Kirk Hammet, seorang murid Joe Satriani. Mustaine kemudian membentuk Megadeth.
dan band yang mendapatkan namanya sewaktu Ulrich diajak promoter metal San Francisco, Ron Quintana, untuk bantu memilih nama dari daftarnya untuk dijadikan nama majalah barunya. Daftarnya terdapat nama Metallica. Ulrich menyarankan Metal Mania untuk mejalah Quintana dan memilih Metallica untuk band yang baru dia bentuk.
Bersama Megadeth, Slayer dan Anthrax, Metallica merupakan salah satu dari empat tokoh thrash metal pada era 1980an. Album pertama Kill ‘Em All dirilis 1983 via Megaforce. Album pertama ini menjadi contoh sound dasar Metallica untuk era 1980an dengan khas vokal dan irama berat dari Hetfield.
Tahun 1984 mereka menndatangani kontrak dengan Elektra Records dan merilis Master of Puppets, album yang dianggap fans sebagai album terbaik Metallica.
Sewaktu tur di Eropa pada tahun 1986, bassist Cliff Burton meninggal dunia di Swedia dalam kecelakaan bis dan posisinya diganti Jason Newsted. Tahun 1988, Mereka membuat …And Justice for All dengan musik yang komplek secara struktural. …And Justice for all dinominasi Grammy dengan kategori Best Hard Rock/Metal Performance Vocal or Instrument namun Grammy tersebut diraih Jethro Tull. Tahun berikutnya mereka baru memenangkan Grammy dan setelah itu menerjun ke dunia musik rock mainstream. Video “One” diputar terus menerus oleh MTV.
Album berjudul Metallica yang sering disebut The Black Album dirilis 1991 dengan mentargetkan audiens yang jauh lebih luas. Album mencapai no. 1 dalam Billboard dan bersertifikasi platinum dalam beberapa minggu. Album ini menjadi album paling populer Metallica dan hit-nya “Enter Sandman” menjadi lagu Metallica yang paling dikenal luas.
Kemudian pada Load (1996) dan ReLoad (1997), tempo metal yang cepat diganti dengan nada gitar yang bluesy, permainan slide guitar dan steel guitar, hurdy-gurdy dan violin. Sebagian fans menyindir mereka sebagai Poptalica, Alternica dan bahkan Lica saja. Beberapa lagu dari Load dan Reload sering diputar radio-radio AS.
Untuk album berikutnya, mereka men-cover lagu-lagu dari sejumlah artis yang mempengaruhi mereka, mulai dari The Misfits, Thin Lizzy, Black Sabbath sampai ke Nick Cave dan Bob Seger.
Tahun 1999, Metallica dilantik ke San Francisco Walk of Fame dan pada bulan berikutnya, mereka merekam dua pertunjukan dengan San Francisco Symphony Orchestra dan merilisnya dengan judul S&M.
Metallica menciptakan kontroversi dengan menuntut Napster yang 300.000 anggotanya memperjual-belikan seluruh katalog lagu Metallica didalam situs. Mereka juga menuntut beberapa universitas yang mengizinkan Napster dioperasikan dalam kampus. Penuntutan ini mengakibatkan ejekan sejumlah situs yang mengatakan band yang mengawali karirnya dari scene underground yang sering memperjual-belikan rekaman bootleg live sudah menjadi mata duitan. Metallica menjawab apa yang mereka permasalahkan adalah perdagangan ilegal materi studio mereka, bukan bootleg live.

Jason Newsted meninggalkan Metallica pada 2001. Berbagai wawancara mengungkapkan pengunduran dia diakibatkan keinginannya untuk membuat CD dan melakukan tur bersama band pribadinya, Echobrain, namun keinginan tersebut selalu dihadang oleh Hetfield. Posisinya diganti Robert Trujillo, eks bassist Suicidal Tendencies yang juga pernah main bersama band Ozzy Osbourne, Infectious Grooves dan Black Label Society. Newsted kemudian bergabung ke band legendaris thrash metal Kanada, Voivod, dan secara menarik menggantikan posisi Trujillo dalam Ozzfest 2003.
Album kedelapan mereka, St. Anger (2003), menanjak ke posisi no. 1 dalam chart. Album dibuat kasar dan tak terpoles untuk merespon ke pihak yang klaim Metallica telah kehilangan kekerasan sound mereka. Namun, sound kasar yang tanpa banyak gitar solo ini dikritik fans yang tidak menyukainya. Toko CD bekas dibanjiri CD yang dijual oleh fans yang kecewa. Meskipun dikritik, St. Anger memenangkan Grammy 2004.
Tahun 2006, Metallica mengakhiri kerjasama 15 tahun dengan produser Bob Rock dan menjalinkan kerjasama baru dengan produser legendaris Rick Rubin, yang biasa menangani album Beastie Boys, Red Hot Chili Peppers, Weezer, Audioslave, Slipknot, System of a Down, Johnny Cash, LL Cool J, Jay-Z dan Slayer. Rubin dan Metallica sedang mengerjakan sebuah album studio baru yang akan dirilis dalam waktu dekat.

Steve Vai

Gitaris, penulis lagu, penyanyi dan produser yang lahir di Carle Place, New York pada 6 Juni 1960 ini memiliki Bakat bermusik dari kecil, Pada umur 6 tahun, Steve mulai belajar piano. Pada umur 10 tahun, Steve mulai belajar bermain akordeon. Pada umur 13 tahun barulah Steve mulai mendalami gitar dan sejak saat itu lahirlah seorang dewa gitar yang baru.
Steve Vai mengawali karirnya dengan album debutnya Flex-Able Leftovers pada tahun 1984. Pada tahun 1990, Steve merilis album keduanya yang berjudul Passion and Warfare. Album ini mendapat pengakuan internasional dan Steve memenangkan polling pembaca majalah Guitar Player dalam 4 kategori yang berbeda. Album Steve yang ketiga berjudul Sex & Religion dirilis tahun 1993 dan album keempatnya Alien Love Secrets dirilis tahun 1995. Pada tahun 1996 album kelima Steve Fire Garden dirilis.
Tahun 1999, Steve meluncurkan album keenamnya yang berjudul Ultra Zone. Dalam album ini Steve lebih banyak memfokuskan dirinya dalam komposisi lagu dan bereksperimen dengan gitarnya. Tahun 2001 album The Seventh Song dirilis dan album ini berisi lagu-lagu slow/ballad yang pernah dirilis Steve dengan ditambah beberapa lagu baru. Dan di tahun 2001 Alive in an Ultra World pun dirilis.
Steve Vai juga pernah memproduksi 2 album Natal yang berjudul Merry Axemas Vol.1 dan Merry Axemas Vol.2, juga konser G3 bersama Joe Satriani dan Eric Johnson/Kenny Wayne Shepherd dan terakhir John Petrucci turut juga bergabung dalam G3.
Permainannya mulai dari blues, jazz, rock sampai klasik dan ethnic music. Permainan gitarnya pun tidak terbatas pada komunitas gitar saja tetapi juga bagi orang-orang awam yang tidak mendalami gitar.
Terlepas dari itu, Steve Vai adalah sebagai sosok gitaris yang mempunyai segalanya. skill mumpuni, karya yang dahsyat, dan aksi panggung yang atraktif. Steve Vai tidak hanya mengahsilkan karya lagu yang enak untuk dinikmati, tetapi aksi panggungnya yang atraktif seolah bisa menyihir penonton yang hanya bisa berdecak kagum dan tepuk tangan tanda salut.
Dengan gitarnya, pesan lagu dari karya-karya nya sangat menyentuh setiap orang yang menikmatinya. variasi nada yang diciptakan Steve vai sangat mengagumkan. dari senar gitarnya seolah bisa meraung-raung, melengking, menjerit, merintih, bahkan bisa “bercerita” mengikuti nada vokal dari suara manusia.

Electric Guitars Have Come a Long Way

If you think you know the electric guitar, think again! Today's guitars are varied in style, size, and capability and are used by all kinds of musicians

The electric guitar uses 'pick-ups' to convert vibration from its strings into electrical current that is amplified to produce sound. Today's electric guitars can produce an electronic sound or a sound that is more acoustic in tone and timber.
The hollow body electric guitar can be an archtop with a full sound box or it can have a thin body.

While steel guitars are electric, they are not really considered 'electric guitars' by most musicians. Musicians use electric guitars to play everything from rock and roll to country, pop, blues, jazz, and rap. Today's classical composers and orchestrators even include electric guitars among their instruments of choice.

The electric guitar was originally designed in the 1930s by the Electro String Instrument Corporation. That electric guitar was made out of solid wood. One of the most famous and well-renowned guitarists of the forties and today, built a solid body electric guitar for his own use, after working at the Gibson Guitar Factory. Les Paul's famous invention was built with handmade pick-ups and hardware, and a four by four wooden post to which the neck was attached. He finished the body with hollow Swedish body halves and the rest is history!

It is interesting to note that there was a lot of research and experimentation going on during this time period by guitar manufacturers and musicians alike.
It wasn't until the 1950s that the electric guitar really came into its own! The first Fender electric guitar was called the 'Broadcaster'. But that name was changed to the 'Telecaster' when the Gretsch drum manufacturer challenged Fender's use of their 'Broadkaster' copyright.

In the mid-1950s, Fender introduced its 'Stratocaster', a deluxe model of the original electric guitar it had produced earlier. The 'Stratocaster' is still one of the most respected and copied electric guitars. In the early 1950s Fender also produced the Fender Precision Bass, which was to become the first commercially successfully electric bass guitar.

In addition to Les Paul's time working at Gibson, he went on to influence the Gibson brand and its success by helping to design the Gibson Les Paul Guitar in the early 1950s.

With its burgeoning success in the electric guitar market, Gibson developed the 'Tune-o-Matic' bridge and by the late 1950s it put the finishing touches on the Les Paul Guitar it still produces today.
Today's electric guitars are still designed much like the Gibson and Fender guitars of the 1950s.

In the 1960s, effects boxes or stomp boxes became popular, adding effects like reverberation, delay, fuzz and the famous 'wah wah' sound to the repetoire of the rock and roll musician. Using a foot pedal to turn the box off and on, the electric guitarist could create and use sounds audiences had never heard before!

In the late 1980s and 1990s, the computerized age of electric guitars arrived, and musicians began to use software and digital sound to create effects. Gibson introduced the first digital guitar in 2002. This guitar can deliver digital signals using an Ethernet cable and is capable of processing independent signals from each string. The guitar is equpped with its own integrated computer and it can modify sound to mimic many old and new electric and acoustic guitar models.

This new capability has opened up a new world of creativity and innovation for musicians and orchestrators to explore!

Axl Rose

vokalis Guns n Roses yang paling dicintai sekaligus dibenci oleh fansnya sendiri dan yang paling disalahkan atas pecahnya formasi GnR ini memiliki nama asli William Bruce Rose atau lebih dikenal sebagai Axl rose lahir di Lafayette, Indiana, US. Ayahnya meninggalkanya saat dia berusia 2 tahun. setelah dewasa, Axl banyak menghabiskan waktu di kelas2 Terapi karena masa kecilnya yang suram, Axl juga berkata pada publik bahwa dia mengalami sexual abuse oleh ayah biologisnya.

seiring berjalannya waktu keadaan tidak kunjung membaik setelah ibunya menikah lagi dengan Bailey, Axl kembali diperlakukan dengan kasar oleh ayah tirinya . Axl kecil tumbuh di lingkungan gereja yang ketat, dia rajin bertandang ke gereja antara 3 sampai 8 kali setiap minggunya. Dan mulai mengasah kemampuan vokalnya dengan menyanyi di gereja bersama kedua saudara tirinya sehingga mereka disebut sebagai "Trio Bailey".

perlakuan kasar Bailey sewaktu kecil membuat Axl menolak menggunakan "Bailey" sebagai nama marganya kelak ketika dia berganti nama menjadi Axl. Axl junior belum menyadari bahwa Bailey adalah ayah tirinya hingga dia berusia 17 tahun saat tanpa sengaja dia menemukan kertas2 dokumen tentang pengadopsian dirinya.

dan dimulai dengan terkuaknya kebenaran tersebut Axl menjadi lebih "liar". Dia bahkan beberapa kali berurusan dengan polisi dan diusir dari rumah karena menolak memotong rambutnya.
Axl bertemu dengan Izzy Straddlin di sekoah mengemudi dan keduanya dengan cepat menjadi teman baik dan mulai bermain band bersama Tracii Guns. Namun, pada periode ini Izzy sempat meninggalkan rose untuk mengadu nasib di Los Angeles guna lebih fokus di musik.
karena hal ini pula Axl memutuskan meninggalkan Lafayette dan memulai petualanganya dengan mengembara hingga pada akhirnya bertemu kembali dengan Izzy dan terus bersama dengan petualanganya untuk tetap survive di L.A.

The Most Dangerous Band in the World mulai terbentuk dengan bertemunya duo axl dan izzy (Hollywood Rose) dengan tracii guns(L.A. guns) pada 1985 sehingga melebur menjadi Guns N Roses termasuk Duff McKagan dan Ole Beich, kemudia Tracii hengkang dan diisi oleh Slash dan Steven Adler. Bersama formasi ini mereka merekam album EP pertama yang berisi 4 lagu "Life ?!*@ Like a Suicide" dibawah naungan label mereka sendiri, UZI Suicide pada desember di tahun yang sama.

Menyusul kemudian album major perdana mereka "Apetite for Destruction" yang dirilis di 21 juli 1987. Album debut super ini pada awalnya kurang dikenal dan hanya terjual 500 ribu kopi di tahun pertama rilis, Album ini pada akhirnya terangkat memuncaki no 1 tangga lagu Billboard Chart 200 berkat konser live dan hit "sweet child o'mine" yang sukses mengangkat Apetite for Destruction hingga 15 kali Platinum dan terjual lebih dari 27 juta kopi. Dan kemudian hadirlah GNR Lies. Buntut kesuksesan GnR Di era 88-90an ini nama Axl Rose begitu terkenal luas dan dipuja meski sebenarnya keadaan di dalam Band sendiri mulai tumbuh masalah, salah satunya dipecatnya manajer mereka, Alan Niven dan digantikan oleh Doug Goldstein, lalu masalah Steven dengan drugs & alkohol yang mengakibatkan ditendangnya Steve dan posisinya diisi oleh Mat Sorum.

Dengan materi lagu yang berlimpah, dirilislah Use Your Illusion I dan II pada 17 desember '91 yang menduduki posisi #1 dan #2 di chart Billboard, ini adalah dobel album pertama yang menduduki posisi tersebut. kedua album itu bahkan sukses bertengger disana sampai 108 minggu. Sebelum dirilis GnR terlebih dulu mengadakan tur promo panjang selama 28 bulan dengan Dizzy Reeds sebagai anggota tetap ke enam yang berhasil menyita perhatian musik rock dunia dan sukses meraih kesuksesan finansial dari tur tersebut.

namun banyak juga kejadian kontroversial dari tur tersebut. Perilaku Axl di atas panggung pun kerap memancing kerusuhan bahkan berbuntut nyawa seperti di 1988 Monsters of Rock Castle Donington, , karena hal tersebut GnR di beri label "the most dangerous band in the world" , kejadian lain yang patut disorot juga sewaktu konser di saint louis dalam promo album UUI sewaktu memainkan Rocket Queen, axl mendapati ada seorang fans yang merekamnya dengan kamera, melihat hal itu secara spontan axl langsung terjun ke tengah crowd merebut kamera tersebut, membantingnya lalu berujar "Thanks to the lame-ass security, I'm going home!". Penghentian konser secara tiba tiba membuat penonton mengamuk dan merusak stage serta peralatan GnR. Atas kejadian tersebut Axl dinyatakan bersalah dan diwajibkan membayar denda $50.000. Begitupula di konser GnR yang sepanggung dengan Metallica. Karena cedera lengan yang dialami oleh james heitzfield (karena terbakar pyrotechnics secara tidak sengaja ) sehingga membuat Metallica mengakhiri konsernya lebih cepat dari yang direncanakan. Untuk mengisi hal itu, diharapkan GnR mampu melunasi kekecewaan para fans, namun setelah bermain hanya dalam waktu 50 menit axl menyudahinya dengan berkata “Thank you, your money will be refunded”, massa pun mengamuk lagi. Tidak cukup sampai disitu hobi Axl menghentikan show di tengah acara nampaknya masih berlanjut hingga 11 Juni 2006, Guns N' Roses Download Festival di Donington Park karena Axl mendapati barang yang dilempar ke atas panggung.

Selama tur tersebut, Axl megakuisisi royalti penggunaan nama band mereka dari para personil lainya. Hal tersebut menyebabkan ketegangan internal dan berujung pada hengkangnya Izzy di 7 november '91 dan digantikan Gilby Clark selama 2 tahun lalu di replace lagi oleh teman masa kecil Axl Paul Tobias.
disaat itu pula Slash marah hingga cabut kemudian disusul oleh Matt Sorum dan Duff, meninggalkan Axl dan Dizzy Reed sebagai personil era Use Your Illusion yang tersisa.

Slash dan Duff yang telah hengkang sempat berhadapan dengan Axl untuk mencegah dirilisnya Greatest Hits dimana mereka gagal. di tahun 2005 mereka kembali menuntut Axl atas royalti lagu lagu mereka. Selain tetap eksis di GnR versi Axl, Axl juga kerap muncul di berbagai side project seperti ikut menyumbang vokalnya di album angel down Sebastian Bach ex-Skid Row.

Manajemen Jhon Paul Ivan

Untuk grup band sekelas Boomerang, tak cuma dibutuhkan kepiawaian bermain alat musik saja. Tapi, bagaimana memanej band agar tetap utuh juga sangat diperlukan. Di Boomerang, personilnya menyadari, mereka tak hanya melulu tampil, tapi juga harus punya kesamaan visi supaya band nya tetap utuh.

Bicara soal visi dan gaya manajemen band ini, rupanya di Boomerang sendiri, ada personil yang ‘cukup repot.’ Tanpa mengurangi peran personil lainnya, gitaris Boomerang, John Paul Ivan, punya power lebih disitu.

Ada sederet kesibukkan cowok gondrong yang sudah mirip dengan Slash, mantan gitaris Guns n’Roses. Persoalan permainan musik dan peralatan, dalam hal ini gitar misalnya. Bayangkan, suatu saat ketika tampil di panggung live. Lagu yang Anda mainkan ternyata menuntut tuning (seteman) gitar bermacam-macam. Mau tak mau harus menyiapkan beberapa gitar dengan seteman berbeda. Menurut John, untuk mengatasi hal itu, paling ideal adalah menggunakan gitar dengan neck ganda.

Namun tentu saja untuk mendapatkan gitar dengan neck ganda tidaklah mudah. Selain langka di pasar, kalaupun ada, pasti harganya mahal. Untuk sementara, pengalaman Ivan mungkin bisa kamu jadikan pelajaran.

Nah, disinilah peran John mulai kentara. Dialah yang paling suka otak-atik berbagai piranti musik mulai dari gitar, ampli hingga effect. Konon, menurut pengakuan personil lainnya, soal otak-atik ini memang sudah jadi kegemarannya sejak ia menekuni gitar elektrik. Jangan heran jika ia sering mengganti pick up gitar yang baru dibelinya. Itu dilakukan demi mendapatkan sound yang sesuai dengan selera atau kebutuhan komposisi yang ditulisnya. ''Aku menjadi kenal berbagai warna sound,'' ungkap putra pertama pasangan Poerwandi dan Lies Widjaya ini.

Kebolehan Ivan dalam mengolah sound gitar ternyata menarik perhatian pihak pabrik gitar Carvin, di Amerika. Alhasil, ia pun dikontrak untuk mempromosikan merek itu. Terutama saat pentas dan rekaman. Apalagi gaya John asik banget kalau sudah di atas panggung.

Dalam bulletin SIT NEWS, yang diterbitkan SIT Strings CO., Inc Amerika, pernah ditulis tentang Ivan. "Boomerang adalah grup papan atas Indonesia yang dikenal setia di jalur musik rock. Penampilannya di panggung sangat agresif dan enak ditonton. Bisa disebut, Ivan adalah 'otak' Boomerang."

Ivan agaknya memang layak mendapat pujian seperti itu. Lelaki kelahiran Surabaya 3 Januari 1971 ini tidak hanya bertugas sebagai gitaris merangkap vokalis. Ia bahkan sempat ikut mengatur manajemen grup itu. Dalam setiap pembuatan album, Ivan juga selalu membantu menangani proses mixing. Hal inilah yang di atas ditulis, tak hanya kemampuan musikal saja, tapi kemampuan menejerial yang juga dipunyainya.

Sebenarnya, tidak terlalu mengherankan kalau Johanes Paulus Ivan (nama aslinya), jago urusan gitar ini. Ayah satu anak ini mulai belajar gitar sejak umur 15 tahun kala duduk di kelas III SMP di sekolah musik JVC Surabaya. Awalnya, yang dipelajari adalah gitar klasik. Setengah tahun kemudian, ia memutuskan untuk memperdalam gitar elektrik. ''Band yang saya sukai pertama kali adalah Kiss. Saya mengenalnya dari Lucky, gitaris Power Metal yang kebetulan teman satu kelas,'' kata musisi yang menyukai musik Rock & Blues.

Proses belajar itu terus dikembangkan di SMA dengan cara mengambil pelajaran ekstra kurikuler musik. Di bangku kelas III bersama teman-teman sekolahnya ia membentuk grup band bernama RADD yang kerap membawakan lagu-lagu Kiss. Lulus sekolah, Ivan menjatuhkan pilihan pada musik sebagai jalan hidupnya dengan membentuk Lost Angel, cikal bakal Boomerang.

Ivan terbilang gitaris yang suka sekali berimprovisasi. Kala masih sering membawakan lagu-lagu grup lain, misalnya, ia sama sekali tidak mau mencontek begitu saja. Tetapi terlebih dahulu ia akan mengolahnya menjadi bentuk yang lain. Ia mengaku, dengan cara ini merasa enak karena bisa memainkannya dengan hati sendiri. Keuntungan lain, ia dengan cepat mampu mengembangkan tekniknya sendiri.

Jimi Hendrix adalah musisi yang sangat mempengaruhi permainan laki-laki yang mempunyai hobi travelling ini. ''Saya suka lagu Purple Haze,'' ujar Ivan. Tetapi kala memainkan lagu ini atau lagu-lagu Jimi Hendrix lainnya, Ivan tidak pernah meniru persis teknik permainan Jimi. Tetapi, ''semangatnya yang aku ambil.''

Selain Jimi Hendrix, Ivan menyebut nama Joe Satriani. Sebagai pengagum, ia sangat menyukai lagu-lagu Joe Satriani. Tetapi, jarang sekali memainkan lagu-lagu Joe. ''Aku terpengaruh oleh nuansa lagunya,'' ungkap suami Maurren ini. Jangan heran jika nuansa musik Joe (tanpa disadari) hampir selalu muncul dalam lagu-lagu Boomerang, seperti lagu Debu Sahabatku pada album X'Travaganza. ''Ya, muncul dengan sendiri saat membikin lagu,'' ujar Ivan berkilah.

Kehadirannya di Boomerang memang vital. Selain permainan musiknya yang cukup berpengaruh, gaya manejemennya cukup membantu band secara keseluruhan. Soal, menjadi manejer sekaligus pemain, penganut Katholik taat ini, hanya tersenyum, “Mungkin suatu saat. Kalau sekarang jangan dulu deh,” imbuhnya sambil terkekeh. [joko/foto: musa]

sumber : TEMBANG.com

Pas

Pas adalah grup yang memelopori gerakan indie label pertama di Indonesia, sebuah sistem pendistribusian kaset yang kini sudah menjadi bagian dari dinamika industri musik. Keteguhan mereka dalam mengibarkan idealisme telah menjadi inspirasi bagi sejumlah besar grup yang setia pada orisinalitas, tapi sulit mendapat peluang. Mereka memilih jadi musisi underdog daripada harus mengubah cita rasa musikalnya sekadar untuk mengikuti selera pasar.

Karena itu, untuk debut albumnya, Four Through The Sap, Pas memilih mengedarkan sendiri melalui jalur teman, studio-studio latihan mau pun lokasi tempat mereka melangsungkan pertunjukan. Wilayah distribusinya pun masih sebatas Bandung dan Jakarta. Namun berkat kegigihan tersebut, satu celah terbuka sudah. Tiras penjualanya yang mencapai 5000 copies akhirnya mengantarkan mereka pada kontrak dengan PT Aquarius Musikindo, salah satu major label terkemuka di Indonesia.

Berdiri di Bandung pada pertengahan tahun 1992, keunikan grup ini sudah terlihat dari cara mereka menggabungkan musik rock dengan lirik yang bernuansa sastra. Sebagian besar lirik memang ditulis Yukie, sarjana Sastra Jepang yang mantan dosen D3 Sastra Universitas Pajajaran Bandung (UNPAD). serta Trisno, lulusan Sastra Jerman dari universitas yang sama.

Di kalangan insan musik, Pas juga dikenal sebagai musisi yang memiliki skill tinggi dalam memainkan instrumen. Penampilan enerjik mereka di atas panggung telah mengundang decak kagum Dave Ghrol, pentolan grup Foo Fighter dari Amerika, saat mereka tampil sepanggung dalam Jakarta Pop Alternative Festival yang digelar di Parkir Timur Senayan, Jakarta, April 1994. Saat itu mereka mendapat kehormatan untuk mendampingi Foo Fighters, Beastie Boys dan Sonic Youth.

Pada Agustus 2000 Pas kembali berhasil mencuri perhatian ketika ambil bagian di Busan International Rock Festival (BIROF) yang berlangsung di Seoul, Korea Selatan, di hadapan sekitar 100.000-an penonton. Peserta lainnya ketika itu antara lain Dimmu Borgir dan Night Wish.

Pada 2001, Pas membuat kejutan dengan menggandeng penyanyi cewek sebagai guest vocal dalam Kesepian Kita, sebuah nomor balada dari album Ketika ….Album ini sempat mengundang kontroversi karena dianggap telah melenceng dari konsep musik mereka selama ini sebagai grup band yang agresif di atas panggung. Toh, langkah ini tidak menyurutkan jumlah penggemar mereka. Bahkan sebaliknya, semakin bertambah dengan muncul penggemar perempuan yang sebelumnya merupakan “mahluk asing” dalam setiap pertunjukan Pas.

Kejutan demi kejutan seperti tak pernah sepi setiap Pas meluncurkan album baru. Pada 2.0, misalnya, Pas mengaransemen ulang Yesterday milik The Beatles yang mashur itu menjadi lagu bercorak punk dan sekaligus menjadikan video clip-nya sebagai salah satu video clip yang paling sering diputar oleh MTV.

Kemudian setelah merekrut penyanyi cewek belia Tere dan merombak total Yesterday, kini Pas berkolaborasi dengan Reza, seorang diva R & B, lewat lagu Getir di albumnya yang ke-7, Stairway To Seventh. “Saya tertarik menerima tawaran dari Pas karena musik yang mereka bawakan selama ini sangat bertolak belakang dengan musik saya,” alasan Reza. “Ini sebuah tantangan.” Alasan yang kurang lebih sama meluncur dari Christopher Abimanyu, penyanyi tenor kenamaan negeri ini, saat diundang sebagai tamu dalam lagu Bayangan.

Berubah-ubah bentuk akhirnya menjadi bentuk dari konsep musik Pas itu sendiri. Namun semua itu tetap mengalir dalam benang merah idealisme. Dan perjalanan sang waktu telah menjadikan Pas sebagai ikon musik underground di Indonesia, meski perjalanan kreatif mereka telah keluar jauh dari bingkai komunitas tersebut.

pas-band.com

Boomerang

Pada awal tahun 90’an, mereka adalah musisi muda yang ingin membentuk sebuah kelompok musik yang punya keinginan besar menyalurkan hasrat untuk bermain musik dan mengekspresikan idealisme, rasa kegelisahan, kesedihan, kegembiraan, cinta, kemarahan dan menyuarakan melalui nada nada musik...

Perjalanan mereka untuk meraih harapan keberhasilan di musik mulai terbuka setelah mengikuti Festival Rock Se Indonesia ke 7 versi Log Zhelebour di Yogyakarta, berkat aksi panggung yang menarik dan lagu single ciptaan mereka yang berjudul No More yang energik akhirnya mereka yang masih bernama Lost Angels masuk sebagai 10 Finalis dan berhak ambil bagian di rekaman kompilasinya. Mereka sadar bahwa masa depan sepenuhnya tergantung pada hasil karya lagu ciptaan sendiri dan kekompakan. bahwa karir dan keberhasilan itu butuh perjuangan dan usaha keras, mereka harus rela berulang kali menemui Log Zhelebour hanya untuk bisa diterima menjadi salah satu artisnya. Sampai mereka harus rela membawa tape sendiri dari rumah supaya lagu lagu karya mereka bisa diperdengarkan sama Log Zhelebour. Berkat keuletan dan kegigihan itu akhirnya membuat Log tergugah untuk mendengarkan dan memberi masukan lagu bagaimana yang layak jadi andalan dalam sebuah album rekaman. Maka lahirlah album perdana yang mengandalkan single hit berjudul “ Kasih “ dan nama group Lost Angels pun berubah menjadi Boomerang pada tanggal 8 Mei 1994 dengan hanya 3 personil yang terdiri dari Roy Jeconiah - Vokal, John Paul Ivan - Gitar, Hubert Henry Limahelu – Bass karena pemain drum mereka Pet Agusty mengundurkan diri bertepatan dengan dirilisnya album perdananya.

Memasuki album ke 2 K.O ( Kontaminasi Otak ) yang mengandalkan 2 Hits “ Oya dan Bawalah Aku “, Log mulai membawa Boomerang masuk Jakarta dengan menggelar Promo Tour Cafe & Diskotik di 15 tempat dan ini juga merupakan terobosan pertama bagi group musik melakukan promotour di cafĂ© & diskotik pada tahun 1995. Album berikutnya Log Zhelebour mendongkrak popularitas Boomerang secara Image dengan melakukan terobosan publisitas hebat yang tidak pernah dilakukan produser rekaman lain. Album ke 3 “ Disharmoni “ dengan lagu Generasiku merupakan video klip terkeren yang pernah digarap Oleg Sanchabaktiar yang dipublikasikan lewat sponsorship pertarungan akbar tinju kelas berat Mike Tyson menjadi awal kesuksesan brand image Boomerang yang harus dibayar mahal karena tidak diimbangi dengan penjualan yang cukup mengcover biaya promosinya tapi nama besar sudah diraih. Tidak selang 1-2 bulan dirilislah Single Hit “ Kehadiranmu “ yang dikompilasikan dengan band2 besar lainnya dalam Title Album Kompilasi “ 12 Bintang Showbiz “ yang cukup sukses juga. Log pun harus mengikuti kemajuan teknologi Mastering atau Finishing yang merupakan hasil akhir sebuah rekaman agar mendapatkan kualitas rekaman yang bagus dan bernyawa. maka 3 Album dan single Kehadiranmu dibawa Log pergi ke Studio 301 Sydney – Australia untuk di Mastering Ulang. Dengan kualitas rekaman yang jauh lebih bagus Log pun merilis album Boomerang Hits Maker ( 1997 ) dan meraih sukses dengan mengandalkan 3 lagu Ballad dari album sebelumnya yang terdiri dari Bawalah Aku, Kasih, Kehadiranmu yang terjual 150.000 kopi lebih.
Tahun 1998 lewat album “ Segitiga “ yang dirilis pada pertengahan tahun 1998 berdekatan pada saat kerusuhan Mei 1998 penjualan albumnya meningkat drastis dan terjual 200.000 kopi, cukup luar biasa untuk ukuran band rock, dengan mengandalkan lagu Neraka Jahanam, Kereta Laju, Kisah Seorang Pramuria, Berita Cuaca, menambah kejayaan Boomerang sebagai group rock yang disegani pada jaman itu, Log dengan keberanian luar biasa melakukan Promosi Spot TV lagu Boomerang pada program pertandingan sepakbola dunia ( World Cup ) dan pertandingan Mike Tyson vs Holyfield. Gebrakan Log pun menggoyang pola promosi bisnis industri rekaman pada jaman itu dan dianggap tidak masuk akal oleh produser lain.

Tahun 1999, sukses album Segitiga dilanjutkan oleh Log dengan merangkum 4 album sebelumnnya dan single Kehadiranmu setelah di mastering di 301 Studios Sydney untuk dikemas menjadi 2 album terbaik ( The Best ) yang dirilis oleh Logiss Records yaitu Best Ballads of Boomerang dengan mengandalkan lagu “ Kisah “ yang diambil dari Album KO terjual 500.000 kopi lebih dan Hard N Heavy yang mengandalkan single lagu Larantuka dari SAS dan terjual hampir 100.000 ribu kopi. Dengan modal sukses itu Log pun mulai menyiapkan Konser Tour besar2an bersama Jamrud yang juga sukses besar dengan album Terima kasih untuk mendampingi Boomerang pada Th 1999 - 2000.

Puncak karir Boomerang terletak pada Album “ X’travaganza “ yang dirilis tahun 2000 dengan membuat 8 video klip dan 7 video klip langsung ditayangkan serentak diseluruh stasiun TV sebelum Album dirilis. Ini sensasi sejarah dahsyat publisitas di industri rekaman yang belum pernah dilakukan oleh produser lain sampai saat ini. Penjualan albumnya pun langsung meledak dan terjual 600.000 kopi, ini prestasi luar biasa bagi sebuah group musik rock semacam Boomerang….publik terkagum kagum.

Boomerang pun sudah menjadi salah satu ikon group musik rock yang sukses di tengah industri musik Pop, Boomerang memang punya kelebihan dengan performance menarik dipertunjukannya ditambah modal banyak lagu Hits di album Best Ballads dan album Xtravaganza. Mereka punya Fans atau Penggemar luar biasa yang menamakan dirinya sebagai Boomers,

Sayang, kesuksesan album ini juga menjadi tanda perpisahan Boomerang dengan Log Zhelebour, Tahun 2002 merekapun hijrah ke perusahaan lain dan merilis 2 album Terapi Visi dan Urbancoustic ( 2004 ). Cuma Sayang promosi dan penjualan album ini tidak bergema sehebat waktu bersama Log Zhelebour. Sehingga banyak penggemar atau Boomers tidak hafal atau tahu keberadaan album tersebut.

Tahun 2007, Album ke 8 Boomerang sudah selesai dan sempat dipublikasikan pada waktu Rock Competiion 2007 tapi tidak kunjung dirilis oleh pihak Label, sehingga membuat Boomerang harus Silahturahmi kembali kepada Log Zhelebour pada saat abis lebaran tahun 2008 agar bisa diterima kembali bernaung dibawah bendera Log.

Log Zhelebour pun tidak merasa keberatan dengan permintaan itu dengan catatan memiliki kewenangan untuk merubah atau mixing ulang album baru ini dan memiliki wewenang untuk menentukan masa depan Boomerang bukan hanya dari rekaman tapi juga mengelola management Boomerang di Showbiz.

Boomerang dengan formasi baru dengan masuknya Andry Franzzy menggantikan John Paul Ivan sebagai gitaris tampak semakin menunjukan kualitas eksplorasi kemampuan musikalitas mereka didalam Album yang diberi title SUARA JALANAN (2009) yang dirilis bertepatan dengan HUT ke 50 Log Zhelebour tanggal 16 maret 2009.
Boomerang sudah menunjukan eksistensi & konsistensi mereka sebagai salah satu Ikon Musik Rock di tanah air yang sudah bertahan selama 15 tahun.

Discography :

BOOMERANG - 1994
Hit lagu : Kasih

KONTAMINASI OTAK, LOGAT, 1995
Hit Lagu : O-Ya, Bawalah Aku, Kisah

DISHARMONI, LOGAT REC, 1996
Hit Lagu : Generasiku

12 BINTANG SHOWBIZ , LOGAT REC, 1997
Single Hit : Kehadiranmu

BOOMERANG HITS MAKER, LOGISS REC, 1997
Hits Lagu : Kehadiranmu, Kasih, Bawalah Aku

SEGITIGA, LOGAT REC, 1998
Hit Lagu : Neraka Jahanam, Kereta Laju, Berita Cuaca

BEST BALLAD, LOGISS REC, 1999
Hit Lagu : Kisah ( LP )

HARD N’HEAVY, LOGISS REC, 1999
Hit Lagu : Larantuka ( LP )

X’TRAVAGANZA, LOGISS REC, 2000
Hit Lagu : Tragedi, Pelangi, Kembali, Bungaku, Milikmu,
Gadis Extravaganza, Psycho Manimalium

THE GREATEST HITS OF BOOMERANG, LOGISS REC, 2002

TERAPI VISI, 2003 ( SONY )
Hit Lagu : I Want You, Fajar Pagi

URBANOUSTIC, 2004 ( SONY )
Hit Lagu : Kuingin ( Jelitaku ), Pasti Ada Energi Lagi

SUARA JALANAN, LOGISS REC, 2009
Hit Lagu : Seumur Hidupku, Aurora, Suara Jalanan, Hallo Sahabatku, Massa 33, Pantang Menyerah, Superior Syndrome.

sumber : http://www.logissgroup.com

Bondan Prakoso

anak kedua dari tiga bersaudara kelahiran 8 Mei 1984 pasangan dari Lili Yulianingsih dan Sisco Batara ini mengawali karirnya sebagai penyanyi cilik di era 80-an hingga awal tahun 90-an. Album perdananya yang bertitel Si Lumba-Lumba sukses dipasaran dan mencuatkan namanya.
Bondan yang juga Alumni D3 Sastra Belanda Universitas Indonesia ini memulai karir remaja dan dewasanya saat membentuk band Funky Kopral ditahun 1999 hingga tahun 2002.

Ditahun 1999, Bondan membentuk band Funky Kopral , sebagai bassis, hingga merilis 3 buah album. Bahkan album kedua band ini diganjar penghargaan AMI Sharp Awards ditahun 2001 untuk kategori Group Alternatif Terbaik. Ditahun 2003, Funky Kopral merilis album ketiga mereka dengan kolaborasi bersama Setiawan Djodi dengan hits singel Tokek dan lagi-lagi diganjar penghargaan AMI Sharp Awards ditahun 2003 untuk kategori Kolaborasi Rock Terbaik.

Sayang, setelah album ketiga mereka dirilis, band ini bubar. Hingga ditahun 2005 ia membentuk band baru bernama Bondan Prakoso & Fade 2 Black dengan genre musik Pop Rock yang dipadu dengan Rap. Dengan band barunya ini, Bondan diganjar penghargaan serupa, yakni AMI Sharp Awards ditahun 2008 untuk kategori Group Rap Terbaik.
ditahun 2006 Bondan bersama 12 orang pemain bass dari berbagai band di Indonesia seperti Thomas "GIGI", Rindra "Padi", Bongky "BIP", Adam Sheila on 7 dan bassis Indonesia lainnya diganjar penghargaan oleh MURI untuk penghargaan Penampilan Bassis terbanyak dalam satu panggung.
Pada tanggal 17 Desember 2007,
Bondan menikahi kekasihnya yang bernama Margareth atau yang akrab disapa Margie yang bertempat di Restoran Cibintung, Ciputat, Tangerang, dengan mas kawin berupa seperangkat alat sholat dan 17 gram emas.
kini telah menjadi seorang ayah dari putri pertamanya yang masih berusia 5 bulan itu. Dan memilih vakum 2 sampai 3 bulan demi sang anak. Pasalnya baik Bondan maupun Margie sang isteri ingin merawat putri pertama mereka yang bernama Kara Annabelle Prakoso itu.

DISKOGRAPHY

:: 1988-1995
8 ALBUM CHILD SINGER
Singer

:: 1999-2001
2 ALBUM WITH FUNKY KOPRAL
Bassis,Music Producer
Universal Music Indonesia
Group Alternatif terbaik AMI SHARP AWARD 2001

:: 2002
1 ALBUM COLABORATION SETIAWAN DJODY FEAT
FUNKY KOPRAL
Bassis
AIRO RECORD
Kolaborasi Rock Terbaik AMI SHARP AWARD 2003

:: 2005
BONDAN PRAKOSO & FADE 2 BLACK
ALBUM : RESPECT
Producer,Composer,Arranger,Singer,Bass&Guitar
and All Instrument
Sony BMG

:: 2006
BASS HEROES (13 Top Bass Player Indonesia)
Bondan Prakoso,Thomas “gigi”,Rindra “padi”,
Bongki “bip”,Ronny “cokelat”,Adam “so7”,Indro,
Bintang,Iwan Xaverius,Ari Firman,Arya,
Barry likumahua,Nissa “Omllete”
Sony BMG
Break The Record MURI (Museum Record Indonesia)
Penampilan Bassis terbanyak dalam satu panggung

John Paul Ivan

Lahir di Surabaya, pada tanggal 03 Januari 1971. Anak pertama dari empat bersaudara, tertarik main musik rock pertama kali setelah menonton video musik dari KISS. Pada saat SMP sempat kursus gitar, awalnya gitar klasik, namun setelah itu lebih tertarik pada gitar elektrik. Belajar gitar selama hampir 2 tahun dan akhirnya memutuskan untuk mengembangkan diri sampai sekarang.

"Aku suka belajar dari orang lain, dalam arti aku suka mengambil pelajaran dari pribadi, karakter, dan sifat orang-orang disekelilingku. Bagiku, mereka bisa memberi banyak hal yang kuperlukan untuk pergaulan, pemikiran dan untuk hidupku. Aku juga tidak keberatan orang lain belajar sesuatu dari aku (live to learn, learn to live). Bagiku membuat orang lain bahagia, adalah sesuatu yang paling membahagiakan. Mungkin disitulah letak kebahagiaanku yang paling besar. Aku sendiri nggak tau kenapa begitu. Aku mungkin juga termasuk orang yang agak idealis, tapi memang wajar setiap orang punya idealisme dalam hidupnya. Dan mungkin perlu untuk bisa tetap survive dan menjadi sosok yang diinginkan oleh orang itu sendiri. Begitu juga dengan aku. Menjadi diriku sendiri adalah yang selalu kuusahakan dalam berbagai hal. Bila bericara tentang keinginanku untuk menjadi diriku sendiri, juga berkaitan dengan keinginanku di musik. Aku sangat mencintai musik, musik bagiku adalah segalanya (music is my life). Musik membuatku bahagia dan mendapatkan kepuasan batin. Aku juga bisa menuangkan ide-ide dan keinginan-keinginanku akan keindahan. Harmonisasi dari bunyi-bunyian sangat membuatku merasa nyaman, apalagi aku sendiri yang menciptakannya. Sungguh kebahagiaan yang luar biasa. Dan aku juga ingin musikku bisa dinikmati oleh orang lain, meskipun aku tidak harus memenuhi “selera pasar”, tapi bila musikku bisa dinikmati oleh banyak orang, betapa akan sangat membahagiakan".

Pertama kali John Paul Ivan ngeband sewaktu di SMA, setelah itu membentuk band RADD bersama Henry (bass). Setelah itu John Paul Ivan banyak bergabung dengan band-band Surabaya antara lain BULDOZER, BIG PANZER (sempat merekam dua single dalam album INDONESIAN ROCK & METAL produksi Harpa Records tahun 1990). Pada tahun 1991, John Paul Ivan kembali lagi bertemu dengan Henry di group LOST ANGELS yang merupakan cikal bakal BOOMERANG.

Dalam masalah musik tentu saja John Paul Ivan selalu terbawa dalam atmosfir Boomerang. "Aku dan Boomerang tumbuh dan besar bersama-sama, bagiku Boomerang merupakan tempat dimana aku bisa mencurahkan keinginan dan ide-ide musikku. Dengan bekerja dalam team atau sebuah band, kita akan maju dan berkembang bersama untuk menghasilkan karya atau lagu yang sesuai dengan keinginan kita sendiri. Keinginanku untuk Boomerang adalah membawa group ini berkembang dan bisa dikenal oleh lebih banyak orang. Akan memberi kepuasan tersendiri bila lebih banyak orang yang bisa ikut menikmati musik yang kami bawakan. Tapi memang segala sesuatu tidak mudah, harus dengan ketekunan dan kesungguhan yang luar biasa. Aku mungkin memang ambisius, tapi sikap ambisius yang bisa memicu untuk lebih berkembang dan maju. Bukan jenis ambisiusitas yang oportunis dan mementingkan keinginan sendiri saja. Pengaruh musik yang aku dapatkan antara lain dari Jimi Hendrix, Joe Satriani, Led Zeppelin, dan nggak lain KISS sendiri yang udah mengubah jalan hidupku, tumbuh menjadi besar seiring besarnya Boomerang".

Setelah 3 tahun dengan nama Lost Angels, dan lebih dari 11 tahun bersama dengan memakai nama Boomerang yang telah menghasilkan 7 album, John Paul Ivan memutuskan hengkang dari band yang dia rintis dari sejak awal, dikarenakan udah tidak ada kecocokan lagi bersama 3 teman lainnya dalam mengembangkan karir dan eksistensi Boomerang di masa depan. John Paul Ivan melakukan konser terakhirnya bersama Boomerang di Dili, East Timor, pada tanggal 12 Juni 2005, dan merupakan show yang fenomenal dalam sejarah karir Boomerang karena dipadati hampir 70.000 penonton yang datang di stadion untuk menyaksikan konser perpisahan John Paul Ivan dengan Boomerang.

Seiring dengan waktu kesendiriannya, John Paul Ivan banyak melakukan showcase ngejam bersama teman2 musisi dan dj, dan sempat membentuk band project dengan nama 'John Paul Ivan Trio'. Pada bulan November 2005, John Paul Ivan menerima tawaran dari Log Zhelebour untuk gabung (featuring) di band U9, setelah melewati proses negosiasi John Paul Ivan memutuskan untuk gabung dan segera masuk studio rekaman di Jakarta untuk penggarapan album kedua U9 di awal January 2006. Setelah selesai membuat 3 video klip, album 'Complex' rilis dipasaran pada bulan July 2006, dan John Paul Ivan siap tour show kembali bersama U9. Selama tahun 2007 John Paul Ivan banyak melakukan show sendiri, baik dalam featuring di band-band nasional atau internasional, dan beberapa DJ, akhirnya John Paul Ivan memutuskan untuk lebih berkonsentrasi dalam menyelesaikan debut album solo nya. Wait N See!